BUKU puisi Kesibukan Membuat Sejarah (Pustaka LaBRAK, 2025) karya Udo Z Karzi menghadirkan perenungan tajam mengenai relasi antara manusia, sejarah, dan kebudayaan.
Dengan gaya khasnya yang reflektif dan kontekstual, Udo tidak sekadar menulis puisi, tetapi menyusun semacam “naskah kultural” yang memuat kesadaran sejarah masyarakat Lampung sekaligus Indonesia modern.
Karya ini menjadi bagian penting dari tradisi sastra yang berakar pada lokalitas, tetapi menembus cakrawala universal tentang kemanusiaan, kekuasaan, dan identitas.
Gaya dan Estetika: Antara Kesederhanaan dan Kedalaman
Secara estetis, Udo Z Karzi menolak kemewahan diksi yang berlebihan. Ia memilih kesederhanaan bahasa, namun dari kesederhanaan itu lahir kekuatan reflektif yang menggugah.
Baris-baris puisinya sering kali pendek, padat, dan sarat makna—seolah fragmen-fragmen renungan yang lahir dari keheningan panjang seorang pengamat zaman.
Gaya ini dekat dengan tradisi puisi kesaksian (testimoni), di mana penyair menjadi saksi atas denyut sosial dan sejarah yang mengitarinya.
Udo menulis bukan untuk sekadar menghibur, tetapi untuk mencatat, menegur, dan mengingatkan. Dalam konteks itu, estetikanya bukan semata keindahan, melainkan keberanian—yakni keberanian untuk menatap sejarah dan kenyataan hidup dengan jujur dan getir.
Tema dan Struktur Pemikiran: Sejarah, Identitas, dan Ingatan Kolektif
Tema besar dalam Kesibukan Membuat Sejarah adalah pergulatan manusia dengan sejarah yang ia ciptakan sekaligus ia tanggung.
Judul buku ini sendiri mengandung paradoks yang produktif: sejarah dibuat oleh kesibukan manusia, tetapi sering tanpa kesadaran.
Dalam puisinya, Udo menolak posisi pasif di hadapan sejarah; ia memilih menjadi subjek yang “sibuk” menulis, merekam, dan memaknai.
Kegelisahan terhadap hilangnya ingatan kolektif masyarakat tampak kuat dalam banyak puisi. Ia menyoroti bagaimana modernitas dan kekuasaan sering menghapus narasi kecil, suara rakyat, dan akar budaya.
Namun Udo tidak menulis dengan nada muram semata—dalam puisinya juga terpantul semangat untuk terus melawan lupa melalui tulisan dan bahasa.
Dimensi Sosio-Kultural: Dari Lampung ke Nusantara
Sebagai penyair Lampung, Udo Z Karzi konsisten mengangkat nilai-nilai lokal ke dalam horizon nasional. Dalam buku ini, berbagai citraan khas daerah seperti rumah panggung, sungai, tanah leluhur, bahasa ibu, dan adat menjadi simbol kultural yang menegaskan akar identitas.
Salah satu puisinya, Perempuan di Rumah Panggung, misalnya, menggambarkan dengan lembut sekaligus kuat relasi antara tradisi, perempuan, dan daya tahan budaya di tengah arus perubahan.
Namun, lokalitas dalam karya Udo tidak berhenti pada nostalgia. Ia memandang tradisi bukan sebagai museum masa lalu, melainkan sebagai sumber daya hidup yang harus terus dinegosiasikan dengan zaman.
Kritik Ideologis: Puisi sebagai Tindakan Sejarah
Dalam banyak puisinya, Udo Z Karzi menempatkan puisi sebagai tindakan historis. Menulis, baginya, adalah cara untuk turut membuat sejarah—bukan dalam arti monumental, tetapi sebagai bentuk perlawanan terhadap pelupaan.
Melalui puisi, ia menginterogasi dua kekuatan besar:
(1) kekuasaan yang sering memonopoli tafsir sejarah, dan
(2) manusia modern yang sibuk tetapi kehilangan makna.
Puisi-puisi Udo menjadi semacam “catatan pinggir” terhadap sejarah besar: mencatat yang terpinggirkan, menyuarakan yang terbungkam, dan memulihkan yang terlupakan.
Udo Z Karzi dan Tradisi Puisi Kritis
Dengan Kesibukan Membuat Sejarah, Udo Z Karzi mempertegas dirinya sebagai penyair dengan kesadaran sejarah yang kuat. Ia menggabungkan kejujuran batin, kepekaan sosial, dan kecanggihan simbolik ke dalam bentuk puisi yang ringkas namun penuh daya.
Buku ini bukan sekadar antologi puisi, melainkan dokumen kultural yang merekam denyut kesadaran Lampung kontemporer.
Sebagaimana Chairil Anwar menjadi saksi bagi semangat kemerdekaan, Udo Z Karzi menjadi saksi bagi perjalanan kultural masyarakatnya—dan melalui puisinya, ia menegaskan bahwa menulis adalah cara lain untuk tidak dilupakan.
Catatan Kaki
1. Udo Z Karzi, Kesibukan Membuat Sejarah, Pustaka LaBRAK, 2025.
2. Pembacaan dan interpretasi dalam esai ini memperhatikan sejumlah puisi Udo sebelumnya, termasuk “Perempuan di Rumah Panggung” dan puisi-puisi bertema kebudayaan yang dimuat di berbagai media Lampung dan nasional.
3. Bandingkan dengan konsep “puisi kesaksian” dalam kritik sastra Indonesia kontemporer oleh Sapardi Djoko Damono (1999) n Nirwan Dewanto (2017).
Daftar Pustaka
Damono, Sapardi Djoko. 1999. Politik Ideologi dan Sastra Hibrida. Jakarta: Pustaka Firdaus.
Dewanto, Nirwan. 1996. Senjakala Kebudayaan. Yogyakarta: Bentang Budaya.
Karzi, Udo Z. 2025. Kesibukan Membuat Sejarah. Bandar Lampung: Pustaka LaBRAK.
Karzi, Udo Z. “Perempuan di Rumah Panggung” dalam Udo Z Karzi. 2025. Kesibukan Membuat Sejarah. Bandar Lampung: Pustaka LaBRAK.